Rabu, 11 Maret 2020

Laporan Praktikum Pengetahuan Bahan Hasil Pertanian/PERSENTASE BAGIAN IKAN YANG DAPAT DIMAKAN


LAPORAN PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN
PERSENTASE BAGIAN IKAN YANG DAPAT DIMAKAN




DISUSUN OLEH: 
MULYANSYAH
0910580819005
PUTRI NURUL HIKMAH
0910580819010
INDAH
091058081900

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDENRENG RAPPANG
2019




 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ikan merupakan sumber bahan pangan hewani yang mempunyai berbagai keunggulan karena dapat diterima semua agama dan tidak memerlukan cara pemeliharaan secara khusus. Dari aspek nutrisi, ikan juga unggul karena merupakan sumber alami asam lemak omega 3 tertinggi. Namun demikian ikan bersifat mudah rusak sehingga perlu penanganan yang cermat, baik, benar serta cepat agar kualitas ikan dapat dipertahankan selama mungkin sehingga dapat memberikan manfaat optimal. Hanya ikan yang berkualitas baik yang memberikan manfaat kesehatan secara optimal.
Indonesia dikenal sebagai Negara bahari dengan wilayah lautnya mencakup tiga per empat luas Indonesia atau 5,8 juta km2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, sedangkan luas daratannya hanya 1,9 km2 . Wilayah laut yang sangat luas tersebut mengandung sumber daya alam (perikanan) yang sangat berlimpah dan memiliki banyak sekali jenis ikan (sekitar 3000 jenis ikan), salah satunya adalah ikan layang.
      Ikan layang khususnya menduduki peringkat tertinggi baik dari segi persediaan maupun hasil penjualan, karena ikan ini dikonsumsi oleh hampir semua lapisan masyarakat. Kenyataan menunjukkan bahwa dari hasil tangkapan nelayan tradisional, penjualan ikan layang menempati jumlah lebih banyak dibanding penjualan ikan lainnya. Daging ikan layang memilikikandungan protein yang tinggi yang merupakan sumber nutrisi yang penting bagi pertumbuhan bakteri
B.    Tujuan praktikum
Tujuan dalam praktikum menghitung bagian ikan yang dapat di makan adalah untuk mengetahui persentase tubuh ikan yang layak untuk di makan.



BAB II
TINJAUAN PUSKATA
A.    Klasifikasi
 Ikan layang (Decapterus russelli) adalah jenis ikan perairan pantai (coastal) dan laut dangkal (neritic) yang bersifat stenohalin banyak tertangkap di sekitar perairan Teluk Likupang pada musim timur, mulai bulan Maret sampai Agustus. Perikanan ikan layang di daerah ini berkembang terus setiap tahun, sehingga harus dikelola dengan baik dan rasional. Untuk itu, penelitian aspek – aspek biologinya adalah sangat penting, karena dengan berdasarkan informasi biologis, semua konsekuensi yang mungkin timbul oleh sejumlah alternatif dapat dikurangi. Salah satu informasi biologi yang penting adalah hubungan panjang – berat dan faktor kondisi ikan (Manik, 2009).
          Klasifikasi ikan layang menurut Saanin (1984) sebagai berikut:
Kingdom              : Animalia
Phylum                 : Chordata
Sub phylum          : Vertebrata
Class                     : Pisces
Sub Class              : Teleostei
Order                    : Percomorphi
Sub Order             : Percoidae
Family                  : Perciformes
Sub Family           : Carangi
Genus                   : Decapterus
Spesies                 : Decapterus russeli
B.     Morfologi, Anatomi dan Penyebaran
Secara fisik, ikan terdiri atas kepala 21%, tulang 14%, sisik dan sirip 13%, isi perut 16% dan bagian otot (daging) 36%. Proporsi ini sangat bervariasi menurut ukuran dan bentuk dari setiap spesies, akan tetapi pada umumnya bagian daging mencapai 30-40%. Namun, tidak semua bagian tubuh ikan dapat dimakan, bagian- bagian ikan yang dapat dibuang antara lain, sisik, kulit atau cangkang, isi perut, ekor dan sirip, tulang, kepala seta insang. (Tim Penyusun  Penuntun Praktikum Pengetahuan Bahan Hasil Pertanian, 2019).
Ikan layang (D.russelli) merupakan salah satu komunitas perikanan pelagis kecil yang penting di Indonesia. Ikan yang tergolong suku Carangidae ini bisa hidup bergerombol. Ukurannya sekitar 15 centimeter meskipun ada pula yang bisa mencapai 25 centimeter . Ciri khas yang sering dijumpai pada ikan layang ialah terdapatnya sirip kecil (finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur dan terdapat sisik berlingin yang tebal (lateral scute) pada bagian garis sisi (lateral line) (Nontji, 2002 ; Prihartini, 2006).
Diskripsi ikan layang biasa (D.russelli), badan memanjang, agak gepeng. Dua sirip punggung. Sirip punggung pertama berjari-jari keras 9 (1 meniarap + 8 biasa), sirip punggung kedua berjari – jari keras 1 dan 30 – 32 lemah. Sirip dubur berjari-jari keras 2 (lepas) dan 1 bergabung dengan 22 – 27 jari sirip lemah. Baik di belakang sirip punggung kedua dan dubur terdapat 1 jari-jari sirip tambahan ( finlet) termasuk pemakan plankton, diatomae, chaetognatha, copepoda, udangudangan, larva-larva ikan,juga telur-telur ikan teri (Stolephorus sp.). Hidup di perairan lepas pantai, kadar garam tinggi membentuk gerombolan besar. Dapat mencapai panjang 30 Cm, umumnya 20 – 25 cm. Warna: biru kehijauan, hijau pupus bagian atas, putih perak bagian bawah (Prihartini, 2006).
Ikan layang termasuk jenis ikan perenang cepat, bersifat pelagis, tidak menetap dan suka bergerombol. Jenis ikan ini tergolong “stenohaline”, hidup di perairan yang berkadar garam tinggi (32 – 34 promil) dan menyenangi perairan jernih. Ikan layang banyak tertangkap di perairan yang berjarak 20 – 30 mil dari pantai. Sedikit informasi yang diketahui tentang migrasi ikan , tetapi ada kecenderungan bahwa pada siang hari gerombolan ikan bergerak ke lapisan air yang lebih dalam dan malam hari kelapisan atas perairan yang lebih. Dilaporkan bahwa ikan ini banyak dijumpai pada kedalaman 45 – 100 meter (Prihartini, 2006).
C.     Ciri-Ciri Ikan Layang
Ciri-ciri ikan D.ruselli adalah mempunyai dua sirip punggung, sirip punggung pertama dengan 9 jari-jari keras, sirip punggung kedua berjari-jari keras 1 dan 30-32 jari-jari lemah; sirip dubur dengan 24-26 jari-jari lemah. Terdapat 40 kelopak tebal (lateral scute) pada garis rusuk bagian batang ekor, maxilla hampir mencapai lengkung mata terdepan; gigi pada tulang mata banyak bagian depan dalam dua tumpukan (Aprilianty, 2000).
Ikan layang (Decapterus russelli) memiliki bentuk badan yang memanjang dan agak gepeng. Memiliki sirip dada yang berbentuk falcate (selalu berubah sesuai dengan umur) dan ujung sirip tersebut mencapai awal sirip punggung kedua. Memiliki bintik hitam pada tepian insang. Sirip tambahan (finlet) terdapat pada bagian belakang sirip puggung dan sirip dubur. Bagian atas tubuhnya berwarna biru kehijauan dan bagian bawah eperakan, sirip-siripnya kekuningan atau kecoklatan (Aprilianty, 2000).



BAB III
PROSEDUR  PRAKTIKUM
     A.    Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan  pada hari Senin, 21 November 2019, jam  13:00 WITA, bertempat di Laboratorium Dasar lantai 2 Fakultas Saintek UMS Rappang.
     B.     Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah:
a.       Gloves plastic (sarung tangan plastik)
b.      Penggaris
c.       Talenan
d.      Plastik
e.       tissu
f.       Pisau
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
a.       Ikan laut
b.      Air 

     C.     Prosedur Praktikum
Adapun prosedur pada praktikum ini adalah:
1.      Cuci ikan dengan bersih kemudian tiriskan. Timbang berat utuh (a)
2.      Pisahkan bagian sisik, ekor, sirip, kepala, ingsang, serta isi perutnya. Kemudian pisahkan dagingnya dari tulangnya. Cuci sampai bersih kemudain tiriskan. Timbang berat dagingnya (b)
3.      Hitung persentase berat daging terhadap berat utuh.
% bagian yang dapat dimakan     x100%


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Dari praktikum yang sudah di laksanakan,dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan
Kelompok
Jenis Ikan
Panjang (cm)
a (gram)
b (gram)
Bagian yang dapat di makan %
1
Ikan nila
19,5
133,4
39,4
29,533
2
Ikan layang
25
163,7
100,2
61,209
3
Ikan nila
18
128,8
51
39,596
Sumber : Data primer hasil pengamatan persentase bagian ikan yang dapat dimakan 2019.
B.     Pembahasan
Pada pengamatan dari kelompok satu mengambil bahan praktikum dari jenis ikan sungai yaitu ikan nila. Data pengataman dari kelompok tiga memperoleh hasil yaitu panjang ikan nila 19,5 cm dan memiliki berat utuh 133,4 gram, dan setelah diberihkan dari bagian yang tidak bisa dimakan diperoleh berat daging yaitu 39,4 gram.setelah diperoleh dari semua beratnya kemudian di jumlahkan dan memperoleh 29,533% bagian yang dapat di makan.

Pada penenlitian dari kelompok dua, kami mengambil bahan praktikum  ikan yang berasal dari laut yaitu ikan Layang. Ikan yang kami ambil termasuk yang sudah dewasa dengan panjang 25 cm dengan berat utuh sebesar 163,7 gram. Kemudian ikan tersebut di bersihkan dann membuang bagian umumnya tidak dimakan dam memperoleh daging beratnya 100,2 gram. Setelah mengetahui berat dagingnya kemudian di jumlahkan dan yang diperoleh adalah 61,209% bagian ikan yang dapat dimakan.
Pada pengamatan dari kelompok tiga, mereka mengambil bahan praktikum dari jenis ikan danau yaitu ikan nila. Ikan tersebut memiliki panjang 18cm dengan berat utuh sebesar 128,8 gram dan berat setelah di bersihkan dari bagian umumnya dibuang pada ikan yaitu 51 gram berat dagingnya. Setelah dijumlahkan agar dapat mengetahui berapa persen dari bagian ikan tersebut yang dapat dimakan adalah 39,596%.
Dari pengamatan yang kami lakukan sama seperti yang dikatakan Nontji (2002) dan Prihartini (2006) bahwa ukuran dari ikan layang sekitar 15 centimeter meskipun ada pula yang bisa mencapai 25 centimeter . Ciri khas yang sering dijumpai pada ikan  layang ialah terdapatnya sirip kecil (finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur dan terdapat sisik berlingin yang tebal (lateral scute) pada bagian garis sisi (lateral line). Dari pengamatan tersebut kami mendapatkan ukuran panjang ikan layang yaitu 25 centimeter. Dan untuk data persentase bagian yang dapat di makan kami tidak bisa mendapatkan hasil yang pasti.



BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan  praktikum diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.         Ikan laut jenis layang memiliki persentase daging yang dapat dimakan lebih banyak daripada ikan danau dan sungai. Ikan layang memiliki lebih banyak daging daripada bagian-bagian yang umumnya dibuang sedangkan  ikan sungai jenis nila memiliki persentase yang dapat dimakan lebih sedikit.
2.       Ikan layang termasuk ikan yang hidup di laut dengan kedalaman 45-100 meter. Ukurannya sekitar 15 centimeter meskipun ada pula yang bisa mencapai 25 centimeter . Ciri khas yang sering dijumpai pada ikan layang ialah terdapatnya sirip kecil (finlet) di belakang sirip punggung dan sirip dubur dan terdapat sisik berlingin yang tebal (lateral scute) pada bagian garis sisi (lateral line).
B.     Saran
Saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini yaitu agar pada praktikum selanjutnya penggunaan alat praktikum lebih diperhatikan dan digunakan dengan tingkat ketilitian yang tinggi sehingga dapat diperoleh data yang lebih akurat.



LAMPIRAN
A.    Lampiran 1
Dari hasil penimbangan ikan nila yang berasal dari sungai , maka diketahui:
-        Berat ikan utuh (a)        = 133,4 gram
-        Berat daging utuh (b)   = 39, 4 gram
Penyelesaian:
% bagian yang dapat dimakan  x 100%
                                                  x 100%
                                                 gram
Jadi % bagian ikan nila yang dapat dimakan adalah 29,535 gram.
B.     Lampiran 2
Dari hasil penimbangan ikan layang yang berasal dari laut , maka diketahui:
-        Berat ikan utuh (a)        = 163,7 gram
-        Berat daging utuh (b)   = 100,2 gram
Penyelesaian:
% bagian yang dapat dimakan  x 100%
                                                  x 100%
                                                 gram
Jadi % bagian ikan nila yang dapat dimakan adalah  gram.

C.     Lampiran 3
Dari hasil penimbangan ikan nila berasal dari danau, maka diketahui:
-        Berat ikan utuh (a)        = 128,8 gram
-        Berat daging utuh (b)   = 51 gram
Penyelesaian:
% bagian yang dapat dimakan  x 100%
                                                  x 100%
                                                 gram
Jadi % bagian ikan nila yang dapat dimakan adalah 39,596 gram.



DAFTAR PUSTAKA
Apriliyanti, Henny. 2000. Beberapa Aspek Biologi Ikan Layang, Decapterus russelli (Ruppel) di Perairan Teluk Sibolga, Sumatera Utara. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Manik, N. 2009. Hubungan Panjang-Berat dan Faktor Kondisi Ikan Layang (Decapterus ruselli) dari Peraian Sekitar Teluk Likupang Sulawesi Utara. Oseanologi Dan Limnologi di Indonesia 35(1): 65-7 Nontji. A. 2002. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

Prihartini. A., Anggoro. S., Asriyanto. 2006. Analisis Tampilan Biologis Ikan Layang (Decapterus spp) Hasil Tangkapan Purse Seine yang Di Daratkan di ppn Pekalongan. Balai Besar Pengembangan dan Penangkapan Ikan (BBPI). Semarang.
Saanin, 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan Volume I dan II. Bina Rupa Aksara. Jakarta.
Tim Penyusun Penuntun Praktikum Pengetahuan Bahan Hasil Pertanian, 2019. Penuntun Praktikum Pengetahuan Bahan Hasil Pertanian. Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang. Sidenreng Rappang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Praktikum Pengetahuan Bahan Hasil Pertanian/PENGAMATAN MUTU BERAS

LAPORAN PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN PENGAMATAN MUTU BERAS DISUSUN OLEH: MULYANSYAH 0910580819005 PUTRI NUR...