Rabu, 11 Maret 2020

Laporan Praktikum Pengetahuan Bahan Hasil Pertanian/PENGAMATAN MUTU BERAS

LAPORAN PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN
PENGAMATAN MUTU BERAS





DISUSUN OLEH:
MULYANSYAH
0910580819005
PUTRI NURUL HIKMAH
0910580819010
INDAH
0910580819002


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDENRENG RAPPANG
2019



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
      Pengetahuan Bahan Pangan digunakan sebagai bahan dasar untuk mengetahui komposisi bahan makanan dan memenuhi kebutuhan sesuai zat gizi tertentu, bahan makanan pokok yang dianggap penting pada kehidupan sehari hariatau yang sering dikonsumsi harus juga kita kenali, seperti makanan pokok yang merupakan sumber energi dan banyak mengandung karbohidrat dan protein yakni seperti serealia dan kacang kacangan.
      Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisahkan dari sekam.Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati, sertamengandung vitamin, mineral, protein, dan air. Beras terdiri dari berbagai macam varietas, dan semua varietas ini agar menjadi beras yang, tentunya harus melalui penggilingan. Teknologi penggilingan padi dapat dilakukan secara bertahap yaitu system penggiliangan proses gabah menjadi beras dilakukan secara bertahap, proses pemecahan kulit dan penyosohan dilakukan secara terpisah namun caranya masih dilakukan secara manual sehingga beras giling yang dihasilkan masih kotor serta persentase beras kepala masih rendah, persentase beras pecah tinggi dan derajat sosohyang masih randah pula.
      Penggilingan padi dapat menentukan mutu beras dan mutu giling dapat mencakup berbagai ciri dari beras giling yaitu : rendemen beras giling, persentase beras pecah, dan derajat sosoh, selain itu mutu beras pula akan berubah lebih cepat jika terjadi peningkatan suhu dan kadar air. !asil beras giling ini kadang mutunya baik dan mutu ini akan baik jika dilakukan penanganan yang baik dan untuk meningkatkan mutu beras agar dapat dierima dipasaran nasional maupun internasionalmaka pemerintah telah menyusun SNI ( standar nasional indonesia ) selain itu pula SNI ini mengantisipasi terjadinya manipulasi mutu beras dipasaran terutama pencampuran antar kualitas atau varietas.
      Berbagai macam varietas beras ini memiliki atau terdiri dari berbagai macam mutu, dan agar dapat masuk pada stndar yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan dapat diterima dipasaran, maka perlu di lakukan pengujian mutu pada beras giling untuk menetapkan ketentuan tentang persyaratan mutu, penandaan dan pengemasan pada semua jenis varietas beras.
B.     Tujuan Praktikum
      Praktikum ini bertujuan untuk menentukan mutu beras dari sampel yang diuji






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Beras
      Padi ( baras ) adalah tanaman pangan yang sangat penting dalam kehidupan. Salah satu usaha dari peningkatan produksi beras adalah introduksi kultivar – kultivar dari lembaga penelitian internasional (Suwandi, 1985)
      Faktor – faktor yang menentukan rasa beras antara lain : bentuk, ukuran, warna nasi, serta rendemen. Beras yang mempunyai harga tinggi dipasaran umumnya bening. Rendemen merupakan suatu unsur mutu penting. Rendemen dikatakan baik bila dari gabah dihasilkan 70 % beras giling yang terdiri dari 50 % beras kepala dan 20 % beras pecah (Harahap, 1984).
      Factor – factor yang menentukan mutu beras antara lain : bentuk, ukuran, dan warna beras, serta randemen. Beras yang diinginkan dan mempunyai harga tinggi di pasar, berukuran panjang ( 6,61 – 7,50 mm ) atau sedang ( 5,51 – 6,60 mm ) serta mempunyai bentuk lonjong ( slender ) atau sedang ( medium ) dan berwarna bening (transclucent ) ( 1,6 ). Rendemen merupakan salah satu factor mutu yang penting. Rendemen dikatakan baik apabila gabah diproleh minimum 70 % beras giling, terdiri dari ± 50 % beras kepala dan 20 % beras pecah ( 3,8 ). Factor lain yang harus diperhatikan adalah rasa nasi. (Widjono dan Syam, 1982).
B.     Jenis Pengujian Mutu Beras
Menurut BPTP Sumatera Selatan (2006), jenis pengujian mutu beras meliputi:
a.       Beras kepala, yaitu butir beras maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih besar atau sama dengan 75%  bagian dari butir utuh.
b.      Beras patah, yaitu butir beras sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih besar dari 25% sampai dengan lebih kecil dari 75% bagian dari butir beras utuh.
c.       Butir menir, yaitu butir beras sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih kecil dari 25% bagian butir beras utuh.
d.      Butir kapur, yaitu butir beras yang separuh bagian atau lebih berwarna putih seperti kapur dan bertestur  lunak yang disebabkan faktor fisiologis.
e.       Butir kuning, yaitu butir beras utuh, beras kepala, beras patah, dan menir yang berwarna kuning atau kuning kecoklatan.
C.    Syarat Mutu Beras
Berdasarkan standarisasi mutu SNI 6128-2015, beras digolongkan kedalam 4 kelas mutu yaitu:
a.       Premium, yaitu beras dengan mutu terbaik
b.      Mutu 1, yaitu beras dengan mutu baik 1
c.       Mutu 2, yaitu beras dengan mutu baik 2
d.      Mutu 3, yaitu beras dengan mutu baik 3


Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dari tabel 2.c.1 berikut:
Tabel 2.c.1 Syarat Mutu Beras
Komponen Mutu
Satuan
Kelas Mutu
Premium
Medium
Mutu I
Mutu II
Mutu III
Derajat sosoh
Min. (%)
100
95
90
80
Kadar air
Maks. (%)
14
14
14
15
Beras kepala
Min. (%)
95
78
73
60
Butir patah
Maks. (%)
5
20
25
35
Butir menir
Maks. (%)
0
2
2
5
Butir merah
Maks. (%)
0
2
3
3
Butir kuning/rusak
Maks. (%)
0
2
3
5
Butir kapur
Maks. (%)
0
2
3
5
Benda asing
Maks. (%)
0
0.02
0.05
0.2
Butir gabah
Butir/100 gr
0
1
2
3
 Sumber : Data Primer SNI Beras 6128-2015 (2015).




BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
        Pengataman penentuan mutu beras dilaksanakan pada Hari Kamis, 19 Desember 2019, Pukul 13.00 WITA, praktikum ini bertempat di Laboratorium Dasar Lantai 2 Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang
B.     Alat Dan Bahan
            Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Gelas ukur 100 ml
2.      Timbangan analitik
3.      Tester kadar air
            Bahan yang digunakan pada praktikum in adalah sebagai berikut:
1.      Sampel beras 1
2.      Sampel beras 2
3.      Sampel beras 3
C.    Prosedur Kerja
      Adapun pprosedur kerja praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Penentuan butir kepala, butir patah, butir menir, butir merah, butir kuning/rusak, butir mengapur, benda asing dilakukan pada beras contoh analisis sebanyak 100 gram yang telah dipisahkan dari butir patah menggunakan rice grader atau mengggunakan pinset. Penentuan butir kepala:
a.       Timbang 100 gram sampel beras (B)
b.      Kemudian pisahkan antara beras kepala dan butir patah/menir dengan menggunakan alat teste rice grader. Butir patah/menir dipisahkan dengan menggunakan ayakan diameter 2,0 mm atau menggunakan pinset dan kaca pembesar secara visual.
c.       Timbang bobot beras kepala
                        Persentase beras kepala (BK)=    x100%
*Berat beras kepala, butir patah, butir menir, butir merah,butir kuning/rusak, butir mengapur, benda asing.





BAB IV
PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
                         Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
          Tabel 4.a.1 Tabel hasil pengamatan mutu beras
No
Komponen mutu
satuan
Sampel beras
1
2
3
1
Kadar air (maks)
%
12.5
11
12
2
Butir kepala (min)
%
49,4
44,3
66,6
3
Butir patah (maks)
%
17,9
45,9
31,7
4
Butir menir (maks)
%
27,9
6,8
0,8
5
Butir merah (maks)
%
0
0,4
0
6
Buitr kuning/rusak(maks)
%
0
0,2
0
7
Butir mengapur (maks)
%
2,0
0,9
0,2
8
Benda asing (maks)
%
0
0
0
9
Butir gabah (maks)
Butir/100 gram
0,6
0
0
Kelas mutu
Tidak ada kelas mutu
Tidak ada kelas mutu
Medium 3
            Sumber : Data Primer Hasil Praktikum Pengetahuan Bahan Hasil Pertanian 2019 
B.     Pembahasan
      Pada praktikum ini kami menggunakan beras sampel 1 untuk bahan praktikum Penentuan Mutu Beras.  Berdasarkan hasil pengujian mutu beras, sampel beras 1 menghasilkan 49,4% butir kepala; 17,9% butir patah; 27,1% butir menir; 0% butir merah; 0% butir kuning/rusak; 2% butir mengapur; 0% benda asing; dan 0,6 butir/100 gram butir gabah. Sedangkan kadar air pada sampel beras 1 mencapai 12,5%. Berdasarkan data hasil pengamatan pengujian mutu beras sampel 1  pada tabel 4.a.1 jika dicocokkan dengan tabel 2.c.1 Syarat Mutu Beras 6128-2015, dapat dilihat bahwa beras sampel 1 tidak memiliki kelas mutu. Hal ini disebabkan karena pada sampel yaang beras yang digunakan sebagai pengamatan terdapat butir menir yang sangat banyak.
Pada praktikum yang telah dilakukan oleh kelompok 2, kami menggunakan beras sampel 2 untuk bahan praktikum Penentuan Mutu Beras.  Berdasarkan hasil pengujian mutu beras, sampel beras 2 menghasilkan 44,3% butir kepala; 45,9% butir patah; 6,8% butir menir; 0,4% butir merah; 0,2% butir kuning/rusak; 0,9% butir mengapur; 0% benda asing; dan 0 butir/100 gram butir gabah. Sedangkan kadar air pada sampel beras 2 mencapai 11%. Berdasarkan data hasil pengamatan pengujian mutu beras sampel 2  pada tabel 4.a.1 jika dicocokkan dengan tabel 2.c.1 Syarat Mutu Beras 6128-2015, dapat dilihat bahwa beras sampel 2 tidak memiliki kelas mutu. Hal ini disebabkan karena pada sampel beras yang diamati terdapat lebih banyak butir patah dan butir menir sehingga menyebabkan hanya terdapat sedikit beras kepala
      Pada kelompok 3 menggunakan beras  sampel 3 untuk bahan praktikum Penentuan Mutu Beras.  Berdasarkan hasil pengujian mutu beras, sampel beras 1 menghasilkan 66,6% beras kepala; 31,7% butir patah; 0,8% butir menir; 0% butir merah; 0% butir kuning/rusak; 0,2% butir mengapur; 0% benda asing; dan 0 butir/100 gram butir gabah. Sedangkan kadar air pada sampel beras 3 mencapai 12%. Berdasarkan data hasil pengamatan pengujian mutu beras sampel 3 pada tabel 4.a.1 jika dicocokkan dengan tabel 2.c.1 Syarat Mutu Beras 6128-2015, termasuk kedalam beras mutu medium 3, karena beras kepala sampel 3 mecapai syarat mutu beras medium 3 yaitu 60%.


BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
      Berdasarkan hasil yang telah dilakukan bahwa setaip beras memiliki tingkat mutu yang berbeda-beda. Beras sampel 1 dan 2 tidak temasuk dalam kelas mutu beras beras karena tidak  mencapai syarat mutu beras sedangkan untuk sampel 3 termasuk dalam kelas mutu beras medium 3 karena pada bagian beras kepala mencapai syarat mutu beras medium 3 yaitu 66,6%.
B.     Saran
      Saran saya dalam melakukan praktikum ini dibutuhkan kerja sama antar teman satu kelompok dan dibutuhkan ketelitian yang tinggi dalam hal memisahkan jenis beras dan  dalam hal menentukan presentase beras. Sbaiknya dalam praktikum ini didampingi olleh asisten agar tidak terdapat kesalahan dalam praktikum.
  

DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2015. Standar Nasional Indonesia Mutu Beras. SNI                                          6128:2015. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan. 2006. Laporan Pelatihan dan                      Pedoman Penanganan Pascapanen Padi. Palembang.

Harahap, Z., Ibrahim, I.J. Soematri dan T. W. Susanto.1984. Cibandung Varietas Padi Dengan                        Mutu Baik. Penelitian Pemberitaan Puslitbang .III(40) : 13-18.

Suwandi A.S.,Hrasida, B.Ahmad, dan H. Zaenuddin. 1985. pewarisan kadar amilosa pada padi.                    Penelitian pertanian. V(1) : 104-105.

Widjono, A., dan M. Syam. 1982. Penelitian Pemuliaan Padi. Pusat Penelitian Dan Pengembangan                Tanaman Pangan. Bogor. 148p.





Laporan Praktikum Pengetahuan Bahan Hasil Pertanian/PENGAMATAN MUTU BERAS

LAPORAN PENGETAHUAN BAHAN HASIL PERTANIAN PENGAMATAN MUTU BERAS DISUSUN OLEH: MULYANSYAH 0910580819005 PUTRI NUR...